JAKARTA, NEUMEDIA.ID – Sejumlah umat Islam telah mulai melaksanakan ibadah puasa pada hari ini, Senin (11/3/2024). Salah satunya, dari kalangan Muhammdiyah.
Namun, sebagian umat Islam yang lain telah mendauhulinya. Selain itu, adapula yang baru melaksanakan ibadah tersebut esok hari, Selasa (12/3/2024). Kelompok ini seperti Nahdlatul Ulama (NU).
Bahkan, pemerintah melalui mekanisme sidang isbat juga menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada 12 Maret 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga : Tok!!! Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan 1445 H Jatuh pada 12 Maret 2024
Menanggapi perbedaan penetapan awal puasa itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap agar tidak merusak toleransi antarumat Islam.
“Ada perbedaan itu lumrah. Tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleransi sehingga tercipta suasana kondusif,” ujarnya, Minggu (10/3/2024).
Sementara itu, penetapan 1 Ramadan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah diumumkan sejak 29 Desember 2023. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan kriteria Wujudul Hilal, sebuah metode yang mengharuskan pemenuhan tiga syarat secara kumulatif.
Baca Juga : Ketum PP Muhammadiyah Ajak Warga Tidak Hanyut Dalam Dinamika Pemilu
Menurut kriteria tersebut, bulan kamariah baru dimulai pada hari ke-29 saat matahari terbenam. Hal ini jika telah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam dan pada saat matahari terbenam bulan masih terlihat di atas ufuk. Jika satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, bulan baru dimulai pada hari ke-30.
Dengan demikian, tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 Masehi. Keputusan ini diambil berdasarkan perhitungan yang cermat dan kriteria yang telah ditetapkan.
Baca Juga : Ini Jam Kerja ASN Selama Ramadan, Tak Berlaku Bagi TNI-Polri
Sedangkan PBNU melalui Lembaga Falakiyah PBNU menetapkan awal Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa (12 Maret 2024). Ikhbar tersebut didasarkan atas hasil rukyatul hilal pada Minggu (10/3/2024) petang di sejumlah tempat. Laporan dari perukyat di seluruh Indonesia tidak dapat melihat hilal.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa rukyatul hilal bil fi’li dijalankan di sekitar 60 lokasi yang telah ditentukan di seluruh Indonesia. Petugas di 38 titik pemantauan hilal telah melaporkan hasil kerjanya. (*/ofi)
Editor : Nofika D. Nugroho
Sumber Berita : Kemenag RI dan berbagai sumber yang diolah