JAKARTA, NEUMEDIA.ID – Kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) terus menyoroti utang luar negeri yang dipergunakan untuk belanja alat perang.
Saat berdialog dengan kelompok petani di Soreang, Bandung, cawapres Muhaimin Iskandar menyampaikan keheranannya dengan kondisi negara yang memilih berutang untuk membeli alat perang ketimbang alat pertanian.
Juru Bicara Timnas Amin Sukamta mengatakan, pernyataan Muhaimin tersebut untuk mengingatkan bahwa seorang kepala negara harus punya prioritas dalam pembangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Karena keterbatasan anggaran dengan banyaknya kebutuhan. Nah, prioritas yang dibuat jangan sampai mengorbankan rakyat,” ujarnya di Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Anggota Komisi I DPR RI tersebut lantas menyinggung paradigma ‘civis pacem para bellum’ (kalau ingin damai, harus siap perang) yang kerap disampaikan kubu paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Menurutnya, istilah tersebut harusnya ditempatkan secara bijak sesuai tempatnya. Misalnya, tidak belanja alat utama sistem senjata (alutsista) yang melampaui semestinya. ”Mengingat rakyat juga butuh kesejahteraan,” tuturnya.
Sukamta melanjutkan, ketahanan tidak melulu soal militer, tidak melulu soal alutsista. Sebab, model perang sekarang sudah terus berkembang, tidak hanya perang militer, ada juga perang nonmliter, dan perang hibrida.
Dia juga menyebut spektrum ancaman saat ini tidak hanya ancaman militer, tapi juga ada ancaman nonmiliter dan hibrida. Di dalam UU RI No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN) diatur soal 3 bentuk ancaman ini.
“Ketidaksejahteraan rakyat juga merupakan ancaman terhadap ketahanan nasional. Kalau rakyat miskin, secara tidak langsung negara akan rentan dan rapuh, meskipun alutsista kuat,” imbuh caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. (aqs)