Helikopter milik BNPB yang akan menembakkan air ke titik kebakaran hutan di Gunung Lawu yang masuk wilayah Kabupaten Ngawi, Rabu (4/10/2023). Foto: KPH Lawu Ds |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
NEUMEDIA.ID, NGAWI – Upaya pemadaman kebakaran di Gunung Lawu dengan cara
menembakkan air ke titik api menggunakan helikopter atau water bombing di
wilayah Ngawi mulai dilaksanakan Selasa (3/10/2023) sore.
Ketua Satgas Pemadaman Karhutla Gunung Lawu di Ngawi Letkol Arm Didik
Kurniawan mengatakan bahwa dalam penyiraman air dari udara itu berlangsung tiga
kali. Adapun lokasi pengambilan air dengan titik pemadaman berjarak sekitar 2
kilometer.
“Cukup dekat dan waktu (tempuhnya) hanya sekitar lima menit,”
ujarnya kepada wartawan di Posko Penanganan Karhutla Gunung Lawu di Ngawi,
Selasa malam.
Meski jarak lokasi pengambilan air dengan titik api dekat, namun water
bombing tidak bisa dilakukan secara optimal karena terkendala cuaca.
Tenaga Ahli BNPB, Kolonel Herry Setiono, mengatakan sejumlah
kendala dialami saat pelaksanaan operasi water bombing untuk memadamkan
kebakaran di Gunung Lawu. Beberapa kendala yang dialami, seperti faktor
ketinggian dan kabut akibat kebakaran ini.
“Pertama medannya adalah gunung, elevasi ketinggian menjadi pertimbangan
teknis untuk terbang. Masalah cuaca, dan kabut juga jadi kendala untuk
visibilitas dalam melaksanakan (water) bombing,” kata Herry.
Selain itu, kecepatan angin yang tinggi. Saat survei lapangan pada Senin
(2/10/2023), kecepatan angin mencapai 40 Knot. Maka, ia berharap angin tidak
bertiup kencang hari ini. Adapun lokasi pemadaman dengan water bombing
diprioritaskan di dua titik.
“Skala prioritasnya pada titik yang api sudah mulai turun ke
pemukiman, dalam satu punggung (gunung), dan mulai masuk kawasan strategis
seperti tempat wisata,” ujarnya. (ofi)