Timbul Tenggelam Beras Program SPHP di Pasaran Madiun

- Editorial Team

Minggu, 25 Februari 2024 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beras program SPHP kosong di salah satu kios pedagang di Pasar Caruban Baru, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (20/2/2024). Foto: Nofika D. Nugroho/Neumedia.id

Beras program SPHP kosong di salah satu kios pedagang di Pasar Caruban Baru, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (20/2/2024). Foto: Nofika D. Nugroho/Neumedia.id

MADIUN, NEUMEDIA.ID – Selain kosong, pasokan beras untuk program Stablisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) di pasaran Kabupaten Madiun, Jawa Timur juga mengalami pengurangan pascapemilu 2024. Kondisi ini diungkapkan sejumlah pedagang yang bermitra dengan Perum Bulog di wilayah Caruban.

Susmingsih, salah seorang pedagang beras di Pasar Caruban Baru mengatakan bahwa alokasi beras SPHP pada pekan pertama dan kedua bulan ini berkurang. Padahal, pada pekan-pekan sebelumnya, ia biasa mendapat rata-rata jatah beras SPHP 1 ton setiap pekan.

Namun, pada pekan pertama bulan ini hanya mendapatkan 7,5 kuintal. Kemudian, pada pekan kedua justru semakin sedikit, yakni 2,5 kuintal. “Menjelang pemilu jatah yang saya terima (dari Bulog) mungsret,” ujar perempuan itu ditemui di kiosnya, Selasa (20/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alokasi beras SPHP disampaikan pihak Perum Bulog melalui pesan di aplikasi WhatsApp pribadi masing-masing pedagang beras yang bermitra. Dalam pesan itu tertulis jumlah yang dapat ditebus pedagang. Menurut Susminingsih, berapun jatah yang diterima ditebusnya melalui transfer bank.

Setelah lunas, ia mengambil beras SPHP di Gudang Bulog. Untuk pengambilan ditanggung sendiri oleh setiap pedagang beras. “Kalau tidak ditebus, DO (delivery order)-ku dialihkan ke pedagang lain. Justru malah repot, nantinya,” ungkap Susminingsih.

Kuota beras SPHP yang diambil dalam sekejap ludes terjual di kios Susminingsih. Sebab, harga eceran tertinggi (HET) berkualitas media itu sudah dibanderol oleh pemerintah Rp 10.900 per kilogram.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023, HET itu berlaku untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi sejak Maret 2023.

Sedangkan harga beras kualitas medium nonsubsidi atau dari penggilangan padi kerapkali mengalami fluktuasi. Pada Selasa lalu, misalnya, harga per kilogramnya antara Rp 14 ribu – Rp 14.500.

“Untuk beras dari Bulog cepat terjual karena murah. Tapi, beras dari selepan juga laku karena tidak ada pilihan lain,” ujar Susminingsih.

Disinggung tentang penyebab berkurangan kuota beras SPHP dari Bulog. Ia tidak mengetahui secara pasti. Namun, berdasarkan informasi yang beredar karena pasokan beras di Perum Bulog juga minim. Musababnya, masih rendahnya serapan gabah dari petani lantaran belum memasuki musim panen raya.

Selain itu, ada kemungkinan pasokan beras SPHP yang sebelumnya tersimpan di Gudang Bulog digunakan untuk bantuan sosial (bansos) saat menjelang Pemilu 2024. “Mungkin seperti itu. Tapi, saya tidak tahu pastinya. Bagi wong cilik dikasih (alokasi beras SPHP) berapapun, pokoknya manut,” ungkap Susminingsih.

Ny Lis, agen beras di Pasar Sayur Caruban mengungkapkan hal yang sama. Pada pekan kedua Februari lalu, ia mendapatkan jatah beras SPHP dari Bulog sebanyak 2,5 kuintal atau hanya 25 persen dari kondisi normal. Biasanya, jatah dagangan beras yang diterima rata-rata sebanyak 1 ton setiap pekannya.

“Jadwal pemberian delivery order (DO) dari Bulog tidak pasti, antara Selasa sampai Kamis setiap minggunya,” ujar perempuan itu sembari menyatakan bahwa hingga Selasa, 20 Februari lalu, jatah pemberitahuan alokasi beras SPHP belum diterima.

Baca juga: Dugaan Korupsi Kolam Renang Mangkrak di Madiun Masuk Penyidikan Jaksa

Di Pasar Ritel Modern Justru Kosong Sejak Sebulan Terakhir

Sementara itu, kondisi lebih parah dialami toko ritel modern. Berdasarkan pemantauan di sejumlah Indomaret dan Alfamart wilayah Caruban, Kabupaten Madiun, keberadaan beras SPHP justru kosong sejak sebulan terakhir. Kiriman dari Bulog terhenti.

Sebagai gantinya, sejumlah pembeli yang datang memilih beras merek lain, seperti Raja dan Sania yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta. “Larinya ke (merek) itu, daripada tidak dapat beras,” ujar salah seorang petugas di Indomaret di Jalan A.Yani Caruban.

Ternyata, berkuranganya pasokan beras juga terjadi di tingkat penggilingan padi. Karel Miramangngi, salah seorang pemilik usaha selep padi di Desa Ngampel, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun menyatakan bahwa stok beras sudah kosong sejak awal Januari 2024.

Jika ada, harganya pun cukup tinggi, yakni berkisar antara Rp 9.500 hingga Rp 9.700 per kilogram. Harga itu berlaku sekitar tiga pekan sebelum pencoblosan.

Tingginya harga gabah karena belum memasuki masa panen padi. Belum lagi, harus berebut dengan sesama pengusaha untuk mendapatkan gabah. Kondisi ini, membuat Karel terpaksa menghentikan pengiriman beras ke pabrik. “Kalau saya minta 10 ton, misalnya, paling cuma dapat dua sampai tiga ton,” ujarnya.

 

Tanggapan Bulog

Sebelumnya, Pimpinan Cabang Bulog Madiun Rizal Prasija Sukma Adijaya mengatakan bahwa proses penyaluran beras SPHP belum dijalankan lagi. Sebab, penataan mekanisme distribusi ulang sedang dilakukan bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Oleh karena itu, Rizal membantah terjadinya kelangkaan atau kekosongan beras SPHP di pasaran selama dua pekan terakhir. Tepatnya, saat sebelum dan sesudah Pemilu 2024.

“Saat ini, kami bersama pihak terkait masih melakukan penataan sistem mekanisme kembali atas distribusi beras,” ujarnya, Senin (19/2/2024).

Penataan distribusi itu di antaranya tentang evaluasi volume, menambah jumlah outlet, dan penetapan kuota maksimal dua ton.

Rizal menegaskan bahwa selama ini tidak ada penimbunan beras. Namun, untuk pendistribusiannya belum bisa dilakukan kembali lantaran masih proses penataan ulang mekanisme.

“Kami tidak menimbun beras, akan tetapi seperti yang saya sampaikan. Saat ini, masih mengatur proses distribusi sistemnya sehingga jika semua beres maka, kami akan segera menyalurkan beras SPHP,” ungkapnya. (ofi)

Facebook Comments Box

Editor : Nofika D. Nugroho

Berita Terkait

Harga Tomat Anjlok, Pemkab Madiun Siapkan Skema Serapan Panen Petani Kare
Inovasi Tiada Henti, Perumdam Tirta Dharma Purabaya Kabupaten Madiun Perkuat Layanan dan Produk Yoiki
KAI Daop 7 Madiun Rayakan Hari Batik Nasional dengan Fashion Show di Kereta dan Stasiun
Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun Tolak Permohonan Ganti Kelamin 
KAI Daop 7 Madiun Salurkan Bantuan TJSL Rp227 Juta untuk Pesantren dan Panti Asuhan
Puncak Peringatan HUT ke 80 KAI, Daop 7 Madiun Beri Kejutan untuk Pelanggan
Gubernur Khofifah Borong Tomat Rp4.000/Kg, Imbau Kepala Daerah Ikut Beli dari Petani 
Booth Diskon Tiket KAI di Mini Expo Madiun Diserbu, 521 Seat Ludes Terjual di Hari Pertama

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 17:37 WIB

Sadarestuwati Salurkan Bantuan PIP kepada Dua SD di Mejayan: Ingatkan Orang Tua Tak Salahgunakan Dana

Rabu, 8 Oktober 2025 - 12:07 WIB

Wujudkan Kabupaten Madiun Bersahaja, Pemkab Mantapkan Tata Kelola Pemerintahan Lewat Workshop GRC 2025

Selasa, 7 Oktober 2025 - 20:18 WIB

KAI Daop 7 Madiun Tutup Perlintasan Liar di Jalur Talun–Garum

Jumat, 3 Oktober 2025 - 20:04 WIB

Harga Tomat Anjlok, Pemkab Madiun Siapkan Skema Serapan Panen Petani Kare

Kamis, 2 Oktober 2025 - 23:12 WIB

Tomat, Si Merah Segar dengan Segudang Manfaat untuk Tubuh

Rabu, 1 Oktober 2025 - 20:14 WIB

Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun Tolak Permohonan Ganti Kelamin 

Rabu, 1 Oktober 2025 - 18:58 WIB

Stigma Madiun PKI Salah Besar, Bupati: Kami Justru Korban Pemberontakan 

Rabu, 1 Oktober 2025 - 08:12 WIB

KAI Daop 7 Madiun Salurkan Bantuan TJSL Rp227 Juta untuk Pesantren dan Panti Asuhan

Berita Terbaru

Jawa Timur

KAI Daop 7 Madiun Tutup Perlintasan Liar di Jalur Talun–Garum

Selasa, 7 Okt 2025 - 20:18 WIB

Tomat, salah satu buah yang kaya manfaat bagi manusia. Sumber Foto : pixabay.com

Gaya Hidup

Tomat, Si Merah Segar dengan Segudang Manfaat untuk Tubuh

Kamis, 2 Okt 2025 - 23:12 WIB