MADIUN, NEUMEDIA.ID – Sebanyak 11 orang diamankan oleh Polres Madiun Kota atas kasus dugaan tindak kekerasan yang terjadi pada Minggu dini hari (19/5/2024) di tiga lokasi berbeda.
Sedikitnya, lima warga mengalami luka-luka akibat kejadian yang termasuk penganiayaan berat tersebut. Setelah kejadian itu, para korban dilarikan ke RSUD Sogaten Kota Madiun untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Kasat Lantas Polres Madiun Kota Ajak Siswa SMKN 2 Jiwan untuk Tertib Berlalu Lintas
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapolres Madiun Kota AKBP Agus Dwi Suryanto mengungkapkan bahwa belasan pelaku berasal dari sebuah komunitas yang mengatasnamakan Sakura. Mereka sebelumnya mengadakan pertemuan dalam rangka peringatan ulang tahun ke-4 di Cafe Sugar Daddy, Jalan Yos Sudarso.
“Setelah acara selesai, mereka melakukan konvoi. Namun saat melintasi TKP 1 di Jalan Yos Sudarso, tepatnya depan SMK Gula Rajawali terjadi perselisihan dengan rombongan pengendara sepeda motor,“ ujarnya saat pers rilis di Mapolres Madiun Kota, Rabu (5/6/2024).
“Terjadinya saling ejek dan lemparan batu kemudian berujung pada bentrokan tak terhindarkan,” lanjut Agus.
Baca Juga: Polres Magetan Tangani Dugaan Persetubuhan Anak
Kapolres Madiun Kota membeberkan, aksi komunitas Sakura tak berhenti di situ. Mereka melanjutkan pergerakan ke TKP 2 di Jalan Kalasan. Di lokasi tersebut, mereka merusak kios dan warung warga setempat sebelum kemudian berpencar untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun, beberapa saat kemudian, kelompok pengendara sepeda motor yang merasa menjadi korban melakukan aksi balasan di TKP 3, Jalan Puspowarno. Salah satu korban bernama Zakia bahkan ditusuk oleh para pelaku.
Baca Juga: Turun ke Jalan, Pendekar PSHW Tunas Muda Sub Ranting Desa Bukur Bagikan Takjil
Polisi menjerat belasan tersangka dengan Pasal 170 KUHP yang mengatur tentang pengeroyokan secara bersama-sama dan melakukan kekerasan terhadap orang. Para pelaku diancaman hukuman maksimal selama tujuh tahun penjara.
“Sakura ini kepanjangannya Satuan Raja Tega, ke depannya saya sudah sampaikan nanti dan wajib hukumya bahwa tidak ada tempat bagi komunitas maupun kelompok-kelompok yang bertentangan dengan aturan hukum, tidak boleh ada di Kota Madiun, kalau ada maka wajib dibubarkan,” tegas Agus. (ant/ofi)