MADIUN, NEUMEDIA.ID – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) menyerahkan 60 becak listrik secara gratis kepada para pengayuh becak dari Madiun, Nganjuk, Mojokerto, dan Bojonegoro. Prosesi penyerahan berlangsung di Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, pada Sabtu (22/2/2025).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko, Ketua Yayasan GSN Letjen Purn. Arif Indratoko, dan Presiden Becak Listrik Indonesia Nanik S. Deyang.
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa penyerahan ini merupakan tahap awal dari program distribusi 1.000 becak listrik. Sebelumnya, program ini telah berjalan sebelum Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden. Kini, program ini dilanjutkan kembali dengan pendanaan pribadi dari Presiden Prabowo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini adalah tahap pertama dari 1.000 becak listrik. Sebelumnya, sebelum Pak Prabowo menjadi Presiden, program ini sudah berjalan. Sekarang, beliau melanjutkan kembali dengan dana pribadi. Program ini akan terus berlanjut, tidak hanya di Jawa, tetapi juga di luar Jawa,” ujar Budiman.
Ia juga menyoroti pentingnya program ini bagi para pengayuh becak yang mayoritas telah lanjut usia. “Banyak dari mereka berusia 60 hingga 78 tahun dan masih menjadi tulang punggung keluarga. Dengan becak listrik ini, mereka tetap bisa bekerja tanpa harus menguras tenaga secara berlebihan,” tambahnya.
Budiman juga menyinggung tantangan yang dihadapi para pengayuh becak dalam bersaing dengan ojek online. Ia berencana mengusulkan regulasi agar becak listrik mendapatkan jalur khusus dalam sistem transportasi perkotaan.
“Saat ini banyak tukang becak yang harus bersaing dengan ojek online. Kami akan mengusulkan aturan di kabinet agar ada pembatasan bagi ojek online dalam mengambil penumpang di jarak tertentu, sehingga tukang becak tetap memiliki peluang mendapatkan penumpang,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Becak Listrik Indonesia, Nanik S. Deyang, mengungkapkan bahwa dari sekitar 6.600 tukang becak yang terdata, mayoritas tidak memiliki becak sendiri dan hanya menyewanya. Oleh karena itu, program ini sangat membantu mereka dalam mendapatkan alat transportasi yang lebih layak.
“Sebagian besar tukang becak di Indonesia tidak memiliki becak sendiri, mereka menyewa. Program ini membantu mereka memiliki becak sendiri secara gratis. Sejak awal, sebelum Pak Prabowo menjadi Presiden, sudah ada 446 becak listrik yang disalurkan. Kini, dengan tambahan 60 unit, totalnya menjadi 506. Targetnya, hingga akhir tahun ini akan ada 1.000 becak listrik yang diserahkan kepada para tukang becak,” ungkap Nanik.
Selain menyediakan becak listrik, Yayasan GSN juga memberikan pendampingan dan perawatan bagi para penerima manfaat. Setiap daerah memiliki teknisi yang siap membantu jika terjadi kerusakan, serta stasiun pengisian daya yang sementara ini bekerja sama dengan DPC Gerindra di berbagai kota.
“Jika becak mengalami kerusakan, teknisi kami akan mendatangi langsung ke daerah masing-masing. Selain itu, becak listrik ini boleh dimodifikasi untuk menyesuaikan kebutuhan, misalnya menjadi becak wisata, tetapi tidak boleh diperjualbelikan,” tegasnya.
Program ini dirancang untuk berlangsung hingga 2029 dengan harapan dapat menjadi program nasional yang dibiayai oleh APBN. “Saat ini masih dibiayai oleh Pak Prabowo secara pribadi, tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya pemerintah akan mengambil alih pembiayaan program ini karena manfaatnya yang besar bagi pengentasan kemiskinan,” pungkas Nanik. (ant/ofi)