MADIUN, NEUMEDIA.ID — Hari Anti Korupsi Sedunia diperingati dengan cara berbeda di Kota Madiun. Kongan.co bersama Mucoffe dan kolaborasi berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menghadirkan Kopdar Integritas, sebuah forum publik yang menggabungkan seni, edukasi, dan dialog kritis tentang bahaya korupsi. Acara berlangsung di Gedung Ramayana, Jl. Pahlawan No. 57, pada Rabu (10/12/2025).
Tak sekadar seremoni, kegiatan ini dirancang untuk memperluas literasi antikorupsi dan menghidupkan kembali gerakan sosial integritas di tingkat lokal. Rangkaian pembuka berupa live akustik, pertunjukan Semacam Wayang, dan nonton bareng film “Catatan Merah Andika” sengaja dipilih untuk mengajak peserta memahami isu korupsi melalui pendekatan seni dan narasi.
Diskusi utama menghadirkan tiga narasumber nasional, yakni: Dadang Trisasongko, Dewan Pengawas ICW & Dewan TII, Dr. Aditya Wiguna Sanjaya, Pakar Hukum Pidana UNESA, Erlangga Adikusumah, Jurdik KPK (hadir via Zoom).
Dalam paparannya, Dadang Trisasongko menegaskan bahwa korupsi bukan hanya soal pejabat atau institusi negara. “Korupsi sudah mengakar dalam cara kita berpikir dan bertindak. Ada sengkuni dalam diri kita,” ujarnya menohok. Menurutnya, korupsi adalah bentuk penyalahgunaan kepercayaan yang dampaknya bisa menghancurkan sumber daya alam dan masa depan bangsa.
“Apa yang bisa dilakukan orang Madiun? Tertibkan diri sendiri dulu, baru menertibkan luar. Lakukan hal-hal yang bisa dilakukan, sekecil apa pun,” pesannya.
Pakar hukum pidana UNESA, Dr. Aditya Wiguna Sanjaya, mengingatkan bahwa peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia tidak boleh berhenti pada seremoni. Ia menekankan tiga pilar penting dalam berjalananya hukum: substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.
“Jika masyarakat abai terhadap budaya hukum, maka sampai kapan pun korupsi tidak akan bisa berakhir. Perlu adanya integritas,” tegasnya.
Dari perspektif pencegahan, Erlangga Adikusumah menyoroti penurunan skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia. Menurutnya, masyarakat memiliki posisi strategis dalam pengawasan.
“Salah satu titik pentingnya ialah masyarakat. Dari sisi pencegahan, bagaimana kita ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Masyarakat bisa mengawasi dan melaporkan ke KPK,” ujarnya melalui Zoom.
Kopdar Integritas menjadi ruang kolaborasi antara mahasiswa, komunitas, pegiat sosial, dan publik umum. Melalui pendekatan kreatif dan diskusi berbobot, kegiatan ini mendorong lahirnya gerakan antikorupsi yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Acara ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat Madiun dan sekitarnya untuk terus merawat integritas, memperkuat budaya hukum, serta mempersempit ruang praktik korupsi di semua lini kehidupan. (ant/red)






