MADIUN, NEUMEDIA.ID – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, angkat bicara terkait insiden ambruknya atap ruang kelas 6 SDN Bukur 02, Kecamatan Jiwan, akibat tertimpa pohon besar saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu malam (4/5/2025).
Menurut Zubaidah, pihaknya telah menerima laporan dan langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun. “Karena ini termasuk bencana, kami segera melakukan pelaporan ke Pak Bupati dan mengusulkan agar pembenahan dilakukan oleh BPBD,” ujarnya, Senin (5/5/2025).
Terkait proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terdampak akibat insiden tersebut, Zubaidah menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan pembelajaran tetap berjalan. “Kami akan cek dulu kondisi di lapangan. Kalau memang tidak ada ruang yang bisa dipakai, bisa saja KBM dipindahkan sementara ke rumah warga, seperti yang pernah kami lakukan di Pilang Kenceng,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menyebut kemungkinan penggunaan ruang guru yang disekat atau perpustakaan sebagai ruang darurat sementara.
Zubaidah mengungkapkan bahwa insiden di SDN Bukur 02 ini bukan kasus tunggal. Berdasarkan asesmen yang dilakukan Dinas Pendidikan, sekitar 50 persen dari total 216 gedung SD di Kabupaten Madiun mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat.
Terkait penanganan kerusakan, Dinas Pendidikan menerapkan skala prioritas berdasarkan tingkat keparahan dan urgensinya. “Dulu kita mengandalkan dana dari APBN lewat DAK, tapi itu tidak cukup. Sekarang sudah ada alokasi dari APBD, meski belum mencukupi semua kebutuhan,” kata Zubaidah.
Ia menyebutkan bahwa keterbatasan anggaran menyebabkan beberapa rencana perbaikan harus diubah dan difokuskan pada sekolah-sekolah dengan kondisi terparah.
Selain itu, dana BOS juga dimanfaatkan untuk perbaikan ringan. Namun, Zubaidah menekankan bahwa jumlah dana BOS sangat bergantung pada jumlah siswa. “Kalau muridnya sedikit, dana BOS-nya juga kecil. Makanya tetap perlu intervensi tambahan dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Untuk tahun 2025, Dinas Pendidikan telah merencanakan perbaikan di 15 sekolah dasar dan 7 sekolah menengah pertama. Namun, dua dari sekolah menengah tersebut masih dalam proses perencanaan ulang karena kendala pengembalian dana dari Dana Insentif Daerah (DID).
Saat ditanya mengenai daftar sekolah yang akan diperbaiki, Zubaidah mengaku tidak hafal detailnya. “Silakan hubungi bidang masing-masing untuk data lengkap. Takut saya keliru menyebutkan,” tutupnya. (ant/ofi)