MADIUN, NEUMEDIA.ID – Nasib pedagang Pasar Baru Caruban kian memprihatinkan. Selain menghadapi sepinya pembeli dan kondisi pasar yang bocor saat hujan, mereka juga harus merogoh kocek sendiri untuk penerangan pasar.
Mirisnya, biaya perawatan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kini justru ditanggung secara mandiri oleh para pedagang.
Ketua Paguyuban Pasar Baru Caruban Muhammad Danan Puja Murjoko mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada alokasi anggaran dari pemerintah daerah untuk perbaikan pasar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibatnya, pedagang terpaksa mengumpulkan iuran sebesar Rp5.000 per bulan guna membeli lampu penerangan.
“Kalau listrik mati, pasar ini seperti gua. Selama ini kami harus membeli solar sendiri untuk genset. Kami sudah meminta ke pengelola pasar, katanya sudah diajukan ke pemerintah, tapi realisasinya tidak ada,” keluh Danan.
Pedagang Berharap Perhatian Pemerintah
Di tengah berbagai keterbatasan, para pedagang berharap adanya langkah konkret dari pemerintah daerah. Mereka tidak hanya meminta perbaikan fasilitas pasar, tetapi juga kebijakan yang bisa meningkatkan jumlah pengunjung.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah penyediaan terminal bayangan untuk mempermudah akses masyarakat ke Pasar Baru Caruban.
“Harapan kami, pemerintah tidak mengambil kebijakan setengah-setengah. Jika memang ingin memindahkan pasar, harus benar-benar dipikirkan agar tidak semakin sepi,” tegas Danan.
Dengan berbagai persoalan tersebut, para pedagang mendesak Bupati Madiun untuk segera mengambil tindakan nyata. Mereka khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan, Pasar Baru Caruban akan semakin terpuruk dan kehilangan daya tarik sebagai pusat perekonomian tradisional di wilayah tersebut. (ant/ofi)