MADIUN, NEUMEDIA.ID – Gunung Wilis yang berada di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur menyimpan banyak keindahan alam yang belum terjamah tangan manusia. Salah satunya, air terjun Kertoembo di Desa/Kecamatan Kare.
Dari kejauhan, air terjun itu nampak bagai garis berwarna putih di antara hijuanya dedaunan pohon di kawasan pegununungan. Namun, pemandangan itu seringkali tertutup ketika kendaraan yang dikendarai Neumedia.id terus melaju di jalanan berbatu atau makadam, Selasa (23/1/2024)
Akses transportasi menuju air terjun Kertoembo tidaklah mulus. Sejumlah lubang terisi air yang menggenang ada di sana.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Belum lagi, beberapa batu terlepas dari posisinya semula. Kondisi jalan seperti itu panjangnya sekitar satu kilometer. Untuk melintasinya, butuh keterampilan mengendara yang mumpuni.
Memasuki kawasan air terjun Kertoembo, sebuah banner berukuran sekitar 80×60 sentimeter menyambut kedatangan pengunjung. “Anda Telah Tiba di Tujuan,” begitu tulisan yang tercetak pada banner tersebut.
Di dekat tulisan itu terdapat jembatan kayu di atas sungai dengan aliran air yang jernih. Alirannya deras dan suaranya bergemuruh di antara sejuknya hawa pegunungan. “Air Terjun Kertoembo,” sebuah tulisan pada papan yang menempel pada pohon sebagai penujuk lokasi.
Dari titik jalan itu, lokasi air terjun Kertoembo berjarak sekitar 500 meter. Untuk menuju ke sana harus dilalui dengan berjalan kaki dengan kondisi medan yang mudah diakses. Begitu tiba, ternyata air terjun itu memang berundak. Dari bawah, nampak ada satu undakan sebelum air jatuh ke bawah.
Di tempat itu, ada sejumlah kegiatan yang sebelumnya dilakukan pengunjung. Ini seperti mandi dan jamasan gaman (menyucikan benda yang dianggap bertuah oleh pemiliknya, seperti keris). “Waktu saya ke sini sebelumnya, ada yang melakukan jamasan,” ujar Slamet, salah seorang pengunjung.
Selain itu, pengunjung di kawasan air terjun Kertoembo juga melakukan kegiatan lain. Beberapa waktu lalu, ada yang kamping di tanah lapang dekat dengan perkampungan. Permukiman itu hanya dihuni oleh segelintir orang yang dulunya bekerja di perkebunan kopi Kandangan. (ofi)