Ilustrasi kekeringan. Foto : Freepik.com |
NEUMEDIA.ID, JATIM – Sebanyak 27 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Timur berpotensi mengalami kekeringan dan krisis air bersih pada
musim kemarau tahun ini. Rinciannya, 500 desa masuk kategori kering kritis, 253
kering langka, dan 91 desa kering langka terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Petanya sudah sangat detail,” kata
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya yang dikutip Neumedia.id, Selasa, 20 Juni 2023.
Kekeringan yang melanda Jawa Timur
diprediksi mengalami titik puncak pada akhir Juli hingga Agustus mendatang. Ini
berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang
diterima Pemprov Jawa Timur.
Namun demikian, bencana tahunan ini
telah dialami warga di wilayah Kabupaten Mojokerto. Sesuai dengan data BPBD Jatim per 18 Juni 2023, bencana kekeringan atau
krisis air bersih telah melanda tiga desa di kaki Gunung Penanggungan, yakni Kunjorowesi,
Manduro Manggung Gajah, dan Duyung.
Adapun total penduduk
yang terdampak kekeringan air bersih mencapai 7.589 jiwa/2.409 KK. Sebanyak 4.937
jiwa/1.556 KK Desa Kunjorowesi, 1.861 jiwa/597 KK di Desa Manduro Manggung
Gajah dan 791 jiwa/256 KK di Desa Duyung.
Untuk mengatasi hal
tersebut, Gubernur Khofifah memastikan BPBD Provinsi Jatim terus mendistribusikan
air bersih ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan. Di Kecamatan Ngoro,
dilakukan pendistribusian air selama 45 hari mulai tanggal 12 Juni – 26 Juli
2023.
Selain itu, Khofifah juga telah
menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang status siaga darurat
kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan. Keputusan itu bernomor 188/217/KPTS/013/2023 terhitung tanggal 17 Mei – 17
November 2023. (*/ofi)