NEUMEDIA.ID, MADIUN – Evin Mahdika, warga Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur tengah berduka. Tritofany Jatu Putranto, suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal Bus Sudiro Tunggal Jaya (STJ) di Tol Tingkir – Bawen Jalur B KM 454 Kota Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu, 8 Juli 2023.
Tidak diketahui pasti penyebab dan kronologis kecelakaan bus yang tengah melaju dari arah Timur (Solo) ke Utara (Semarang) itu. Maka, Evin mencari tahu dengan cara menelfon saksi korban
yang anggota keluarganya juga ikut menutup mata akibat peristiwa itu.
“Intinya sopir (diduga) mengantuk. Sempat oleng karena ngebut,” ujar Evin kepada Neumedia.id, Kamis, 13 Juli 2023.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca juga: Ini Daftar Caleg yang Berpotensi Dapat Kursi di DPRD Magetan
Ia menyayangkan tentang simpang siurnya informasi kecelakaan. Terutama tentang kronologis hingga waktu kejadian. Awalnya, informasi yang diterimanya dari pihak bus STJ menyatakan
bahwa penyebab kejadiannya karena sopir bus menghindari sepeda motor.
Tapi, hal itu jelas tidak mungkin lantaran kecelakaan terjadi di jalan tol. Selang beberapa saat kemudian, pihak bus STJ memberikan keterangan bahwa tabrakan itu karena menghindari mobil di
depannya.
“Informasi tentang waktu kejadian juga berubah-ubah. Awalnya dini hari, tapi chat terakhir suami saya pukul 17.59 dan saya balas pukul 18.01 sudah (tanda) centang,” ungkap Evin.
Tritofany, lanjut Evin memiliki kebiasaan cepat merespon chat yang masuk di telepon selulernya. Oleh karena itu, perempuan itu curiga ada sesuatu yang ditutupi tentang kronologis maupun
waktu kecelakaan oleh pihak bus STJ.
Apalagi, informasi dari kejadian itu hanya muncul dan ramai dikomentari di media sosial TikTok. Di platform itu tulisan nama perusahaan pada badan bus terlihat ditutupi. Hal ini semakin menambah
kecurigaan Evin maupun warganet.
Ia berharap agar perusahaan otobus STJ memberikan keterangan detail tentang kronologis kecelakaan yang menewaskan suaminya. “Terus terang saya belum bisa menerima kejadian ini. Uang (santunan) berapapun tidak bisa menebus nyawa suami yang menjadi tulang punggung keluarga,” ungkap Evin.
Sementara itu, Tuti, salah seorang pegawai di perusahaan otobus STJ menyatakan bahwa pihaknya telah mendatangi keluarga Tritofany. “Kemarin, sudah berusaha (datang) ke (keluarga)
korban, tapi (keluarga) korban tidak berkenan,” ucap dia singkat saat dihubungi
melalui telefon selulernya. (ofi)
Editor : Nofika D. Nugroho