MADIUN, NEUMEDIA.ID – Pemerintah Kabupaten Madiun punya jurus ampuh untuk menurunkan angka pengangguran yang masih menjadi tantangan serius. Yakni, melalui program pelatihan kerja terarah dan berkelanjutan serta keberadaan kawasan industri yang sesuai regulasi. Dengan dua strategi tersebut diyakini ribuan warga terserap ke dunia industri dalam waktu dekat.
Bupati Madiun Hari Wuryanto, menegaskan bahwa pengentasan pengangguran merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan daerah. Berdasarkan data terbaru, jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Madiun mencapai sekitar 16.800 orang atau 4,6 persen.
“Jika tidak ditangani secara serius, angka ini akan terus meningkat. Maka dari itu, kami membangun sinergi dengan lembaga-lembaga pelatihan kerja dan menyiapkan ekosistem yang mendukung masuknya investasi,” ungkap Mas Hariwur, sapaan akrab Bupati Madiun, usai memantau pelatihan menjahit Upper sepatu di Desa Ngampel, Kecamatan Mejayan, Selasa (3/6/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bupati menyampaikan bahwa keberadaan Kawasan Industri di wilayah Kabupaten Madiun akan menjadi motor penggerak utama dalam menciptakan lapangan kerja baru. “Regulasi dan lokasi Kawasan Industri sudah kami tetapkan sesuai ketentuan. Dengan dukungan infrastruktur seperti jalan tol dan akses transportasi yang strategis, kami optimistis sektor industri akan berkembang pesat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengajak media massa untuk berperan aktif dalam menyampaikan informasi positif terkait pertumbuhan investasi. Salah satu industri yang saat ini dalam tahap persiapan adalah pabrik sepatu berskala besar yang telah mengantongi izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pabrik ini diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Langkah konkret pengurangan pengangguran tersebut diwujudkan melalui tiga jenis pelatihan kerja yang saat ini tengah digelar oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Madiun.

Kepala Disnakerin, Imam Nurwedi, menjelaskan bahwa pelatihan difokuskan pada tiga sektor: calon pekerja migran Indonesia (CPMI), teknik pengelasan, dan keterampilan menjahit sepatu. “Ketiga program ini merupakan arahan langsung dari Pak Bupati, dengan tujuan menurunkan pengangguran sekaligus menekan angka kemiskinan,” ujar Imam.
Sebanyak 16 CPMI tengah dilatih sebagai calon perawat lansia, dengan penempatan kerja di Taiwan dan Hongkong pada Agustus 2025 mendatang. Di sisi lain, pelatihan teknik pengelasan diikuti oleh 40 peserta yang telah dipetakan untuk diserap ke industri di Gresik, Semarang, dan Madiun. “Semua peserta sudah mendapatkan penempatan kerja. Ini capaian yang menggembirakan,” tambahnya.
Pelatihan menjahit sepatu juga tengah berlangsung dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang. Mereka disiapkan untuk langsung masuk ke industri sepatu yang kini mulai tumbuh di wilayah Kabupaten Madiun.
Imam menekankan bahwa program pelatihan ini berbasis kebutuhan dunia kerja, sehingga peserta tidak hanya dibekali teori, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Pemerintah daerah menargetkan seluruh peserta terserap sepenuhnya dalam dunia kerja.
Berdasarkan data sebelumnya pada September 2024, angka pengangguran terbuka di Kabupaten Madiun tercatat mencapai 19.000 orang atau sekitar 4,34 persen. Namun, dengan berbagai program strategis yang sedang digencarkan, pemerintah optimistis angka tersebut akan menurun secara signifikan.
“Melalui pelatihan berbasis industri dan kerja sama multipihak, kami yakin angka pengangguran dapat ditekan dalam skala besar. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkas Imam Nurwedi. (ant/red/adv)