MADIUN, NEUMEDIA.ID – Pemerintah Kabupaten Madiun terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin), Pemkab Madiun menggelar pelatihan berbasis kompetensi bagi masyarakat, dengan total peserta mencapai 526 orang.
Pembukaan pelatihan yang bersumber dari anggaran Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) ini dilaksanakan di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Selasa (15/4/2025).
Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Madiun yang mewakili Bupati Madiun Hari Wuryanto, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Bupati Madiun memberikan apresiasi kepada Disnakerin atas penyelenggaraan pelatihan yang tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga membentuk etika dan mental kerja para peserta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pelatihan ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam mencetak tenaga kerja unggul, kompeten, dan siap bersaing di dunia kerja, baik lokal, nasional maupun global,” ungkapnya.

Kepala Disnakerin Kabupaten Madiun, Imam Nurwedi menjelaskan, pada gelombang pertama ini, sebanyak 185 peserta mengikuti lima jenis pelatihan, yaitu pelatihan mengelas, menjahit upper sepatu, merakit outsole sepatu, beauty MUA (Make Up Artist), dan pelatihan untuk Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).
Setiap pelatihan berlangsung antara 20 hingga 30 hari, dan diselenggarakan di berbagai balai latihan kerja (BLK) mitra seperti Sinergi Bisnis Abadi, LKA Persada, dan BLK Langgeng. Program ini juga mengusung sistem four in one—peserta dilatih, mendapat perlindungan BPJS Ketenagakerjaan, disertifikasi, dan difasilitasi penempatan kerja.

Yang menarik, di antara peserta pelatihan las, terdapat satu-satunya perempuan bernama Jihan Hanifah. Alumni MAN 2 Madiun ini mengaku tertarik menjadi welder karena terinspirasi oleh instruktur las perempuan yang ia kenal. Ia berharap bisa mematahkan stigma bahwa pekerjaan teknis seperti las hanya cocok untuk laki-laki.
“Menurut saya, pekerjaan itu enggak boleh dibatasi gender. Asal bisa dan mampu, perempuan pun bisa,” tegas Jihan.
Program pelatihan ini mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan mitra seperti PT DPS dan PT Sintek. Bahkan, menurut pengalaman tahun sebelumnya, banyak peserta yang sudah direkrut oleh perusahaan sebelum pelatihan mereka selesai.
Ke depan, Disnakerin masih akan membuka beberapa gelombang pelatihan tambahan, termasuk bidang digital marketing, pengecatan, perbaikan AC, dan menjahit busana. Semua pelatihan ini terbuka bagi warga Kabupaten Madiun berusia 18–35 tahun, termasuk penyandang disabilitas sesuai kebutuhan industri.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Pemkab Madiun berharap dapat mendorong lahirnya tenaga kerja profesional sekaligus wirausahawan baru yang mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. (ant/red/adv)