![]() |
Ilustrasi wisuda. Foto : Baona/Pixabay.com |
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
NEUMEDIA.ID – Kalangan praktisi pendidikan ikut angkat bicara ihwal
pro-kontra pelaksanaan wisuda jenjang TK hingga SMA. Holy Icha Wahyuni, Dosen
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya
menyataan bahwa prosesi wisuda lebih cocok bagi mahasiswa.
Menurut dia, pelepasan akhir
tahun bagi siswa TK hingga SMA seharusnya diarahkan pada kegiatan yang
mendukung pada penyaluran kreasi siswa.
“Seperti seni tari, membaca
puisi, menyanyi, hal-hal tersebut lebih banyak manfaatnya dalam menumbuhkan
rasa percaya anak sejak dini,” ujar Holy dikutip dari keterangan tertulisnya,
Sabtu, 17 Juni 2023.
Selain itu, pemakaian toga dalam wisuda lebih identik
sebagai bentuk kelulusan mahasiswa pada jenjang sarjana.
“Membangun
kesadaran dan harapan bahwa perjalanan pendidikan mereka masih panjang. Memacu
semangat dan daya juang anak untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan
tinggi,” Holy menjelaskan.
Ia juga menyatakan, momentum
pelepasan siswa sebaiknya dikemas lebih intim sehingga menjadi wadah komunikasi
yang lebih mendekatkan antara guru dengan orang tua/wali murid.
Sementara itu, pelaksanaan wisuda
untuk jenjang TK hingga SMA ramai dikeluhkan di dunia maya. Tradisi itu dinilai
terlalu berlebihan lantaran orang tua/wali murid harus mengeluarkan biaya
tambahan dan minim manfaat.
“Minta
tolong pak saya mewakili emak-emak yang setiap menjelang kelulusan mengelu
biaya wisuda yang mahal, tolong hapus wisuda mulai dari PAUD, SD, SMP,
SMA…Karena biaya nya terlalu berlebihan apalagi pakek acara wisuda di hotel
segala,, biarkan wisuda ada di kampus kuliah saja,” tulis
akun instagram @ dna.re1990, Jumat, 16 Juni 2023.
Pendapat serupa diungkapkan akun
instagram @dian_ratna77. Ia menyatakan agar wisuda dihapuskan untuk jenjang TK
hingga SMA lantaran dinilai memberatkan orang tua/wali murid.
“Mas
menteri mohon di tanggapi… Hapus istilah wisuda/purna wiyata untuk anak TK, SD,
SMP, SMA…Wisuda hanya lulus kuliah aja…Please liat wacana yg berkembang dj
masyarakat mas menteri…Bnyk yg gak setuju,” tulis Dian. (*/ofi)