MADIUN, NEUMEDIA.ID – Pemerintah Kabupaten Madiun terus menggenjot upaya menekan angka pengangguran. Salah satunya melalui pelatihan operator stitching atau menjahit upper sepatu yang digelar di Balai Desa Ngampel, Selasa (9/9/2025).
Sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan intensif selama 20 hari. Mereka dibekali keterampilan teknis, penguatan soft skill, hingga diuji lewat kompetensi akhir. Menariknya, program ini langsung terhubung dengan industri sepatu Golden Step Indonesia yang siap menyerap lulusan pelatihan.
Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menegaskan pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah nyata membuka akses kerja baru. “Begitu lulus, para peserta akan langsung direkrut perusahaan. Golden Step adalah investasi padat karya yang membutuhkan banyak tenaga kerja terampil,” jelas Hariwur, sapaan akrab Bupati Madiun.

Data Pemkab Madiun menunjukkan tingkat pengangguran terbuka masih 4,6 persen atau sekitar 19 ribu orang. Rata-rata penyerapan tenaga kerja baru 40 orang per bulan. Melalui pola pelatihan yang langsung terhubung dengan kebutuhan industri, pemerintah menargetkan peningkatan signifikan dalam jumlah warga yang terserap kerja.
Hariwur juga menekankan pentingnya ketersediaan tenaga kerja terampil untuk keberlangsungan investasi. Karena itu, pelatihan serupa akan digelar secara rutin. “Kami ingin generasi muda Madiun punya skill sesuai standar industri, sehingga mampu bersaing dan berkarya. Selain itu, saya pastikan Madiun adalah daerah yang aman dan nyaman untuk berinvestasi,” ujarnya.
Golden Step Indonesia sendiri menegaskan hanya akan menerima pekerja yang memenuhi standar kompetensi perusahaan. Menurut Pemkab, kebijakan ini penting demi menjaga mutu produksi.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun, Arik Krisdiananto, menambahkan kebutuhan tenaga kerja industri di Madiun, khususnya industri sepatu, sangat besar. Karena itu, pihaknya fokus menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. “Tugas kami adalah melatih sesuai kebutuhan perusahaan. Harapannya setelah dilatih, peserta bisa langsung bekerja di industri. Dengan begitu, pengangguran bisa ditekan, dan masyarakat memperoleh pendapatan lebih baik,” terangnya.
Pada 2025, Disnaker Kabupaten Madiun menyiapkan 15 jenis pelatihan, antara lain las, pengecatan, dan menjahit sepatu. Targetnya, sekitar 526 orang bisa dilatih. Meski jumlah ini masih belum sebanding dengan kebutuhan, koordinasi dengan BLK provinsi maupun perusahaan terus dilakukan.
Arik mencontohkan Golden Step yang membutuhkan sekitar 1.000 pekerja. Saat ini perusahaan baru menyiapkan 270 orang melalui pelatihan mandiri, ditambah 50 peserta dari program pemerintah. Artinya, masih banyak peluang yang bisa diisi warga Madiun. “Target kami, hingga 1.000 tenaga kerja bisa terserap dalam setahun. Untuk itu, kami juga mendorong desa agar bisa menyelenggarakan pelatihan berbasis dana desa,” tegasnya.
Dengan langkah terpadu ini, Pemkab Madiun optimistis angka pengangguran bisa ditekan sekaligus membuka ruang kesejahteraan baru bagi masyarakat. (ant/red/adv)






