Seorang buruh tani sedang menyiram tanaman bawang merah di areal persawahan yang masuk wilayah Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Foto : Nofika D.Nugroho |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
NEUMEDIA.ID, NGANJUK – Kalangan
petani bawang merah (Allium ascalonicum L.)
di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dapat sedikit tersenyum. Sebab, komoditas hortikultura
yang kini ditanam nampak sehat dengan daun berwarna hijau.
“Sekarang sudah ada hujan,
tanaman sehat-sehat,” ujar Suhartono salah seorang petani bawang di Nganjuk belum
lama ini.
Kondisi ini berbeda dengan akhir
November lalu. Kala itu, batang dan daun bawang pada rentang usia 15-20 hari
menguning. Salah satu penyebabnya berlangsungnya musim kering (dengan suhu 39-40
derajat Celcius) dampak dari El Nino.
Nyaris seluruh tanaman bawang
merah di lahan seluas 17.345 hektare rusak. Serangga thrips, yang biasa disebut
sebagai ‘janda pirang’ menyerang.
Suhartono, warga Dusun Sambong,
Desa Campur, Kecamatan Gondang mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta
akibat kemarau panjang lalu.
Biaya produksi yang dikeluarkan
untuk membayar buruh tani, pembelian pupuk, insektisida, pembasmi ulat,
pemenuhan air dengan menggunakan mesin pompa berbahan bakar solar melayang.
“Kalau untuk benih, saya tidak
beli karena sudah punya sendiri,” ujar Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan
(KTNA) Kecamatan Gondang ini.
Menurutnya, komoditas
hortikultura yang dibudidayakannya di lahan seluas 7.500 meter persegi tidak
membuahkan hasil setelah dipanen lebih awal, yakni pada usia 40 hari.
Kepala Bidang Produksi Dinas
Pertanian Nganjuk Fadlin Nuryani mengatakan bahwa serangan serangga thrips
terjadi saat puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2023.
Wilayah yang kali pertama
terserang adalah Kecamatan Gondang dan Sukomoro. Kemudian, diikuti sejumlah
wilayah kecamatan yang lain.
Menurutnya, penyebab utama dari
serangan janda pirang dan ulat grayak ini karena faktor minimnya pemenuhan
kebutuhan air.
Maka, ke depan diharapkan
Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso dapat menambah pasokan
air irigasi di areal persawahan petani bawang merah.
Selain itu, diaktifkannya agen
pengendali hayati (APH) untuk bisa menekan dampak serangan serangga Thrips.
“Kami juga menyarankan, agar petani berganti-ganti menggunakan pestisida agar
serangga tidak kebal (terhadap obat pembasmi hama). Memang hal itu kami
sarankan,” ujar Fadlin. (ofi)